√ Kelas Inspirasi Brebes #3: Penuh Tawa Di Homestay SDN Kalipucang - JL Story

Kelas Inspirasi Brebes #3: Penuh Tawa Di Homestay SDN Kalipucang

Jika kita bicara tentang kelas, mungkin yang akan terlintas dalam pikiran kita itu adalah adanya di sekolah. Papan tulis, bangku yang diduduki dengan rapi oleh para siswa yang hikmat meletakkan kedua tangannya didepan meja sambil mendengarkan penjelasan guru di depan.
Kelas Inspirasi Brebes #3 SDN Kalipucang

Lalu apa jadinya jika banyak orang-orang profesional yang masuk ke kelas? Tentu kita akan berfikir itu adalah acara training di sebuah perusahaan yang biasanya dilakukan saat penerimaan pegawai baru atau untuk meningkatkan kualitas dari karyawannya.

Mungkin kita berfikir diantara kedua elemen kelas yang berbeda yang saya jabarkan diatas itu tak akan pernah menyatu. Secara keduanya beda usia, tempat bahakan mungkin beda dimensi ups, maksudnya beda tempat.

Nah pernah kebayang gak kalau antara kelas siswa sekolah dan profesional bisa bersatu dalam satu kelas? Jawabannya mungkin dan sangat mungkin sekali pake banget lagi. He he he.

Dan kejadian itu saya temukan saat seorang teman menawarkan kepada saya sebuah kegiatan sosial yang mampu mempersatukan antara siswa sekolah dan karyawan profesional. Kegiatan tersebut bernama "Kelas Inspirasi".

Saya pun ikut mendaftar menjadi relawan Dokumentator karena memang hobby saya itu jepret-jepret orang tetapi orang tak bisa jepret-jepret saya jika bukan candid. Oh iya lupa saya belum menjelaskan Kelas Inspirasi itu apa ya.

Jadi begini, Kelas Inspirasi itu sebuah gerakan kepedulian para karyawan atau profesional yang ikut ambil bagian dalam dunia pendidikan di Indonesia. Nantinya para profesional tersebut akan menyerbu siswa di sekolah pada saat "Hari Inspirasi".

Eit, tapi menyerbu disini bukan menyerbu bawa batu kaya anak-anak tawuran ya. Tapi menyerbu dengan segudang inspirasi untuk anak-anak negeri. Jadi nantinya para siswa dalam Hari Inspirasi ini akan di guyur inspirasi oleh para Profesional yang ikut ambil bagian sebagai Relawan Pengajar.

Mereka akan memotivasi para siswa untuk lebih semangat untuk menggapai cita-cita yang diharapkannya. Karena para profesional tersebut akan menjadi guru sehari dan mengajarkan dan memperkenalkan tentang profesi yang dikerjakannya dalam kehidupan nyata. Sesuai dengan tagline dari Kelas Inspirasi yaitu Cuti Sehari, Menginspirasi Selamanya.

Wah kita lanjut ya pada cerita pengalaman saya ikut kegiatan non profit dan charity Kelas Inspirasi ini. Kebetulan saya ikut mendaftar dan diterima sebagai relawan dokumentator dalam acara Kelas Inspirasi Brebes #3.

Kak Gal dan Kak Nadiya serta Kak Roby di Homestay SDN Kalipucang Kelas Inspirasi Brebes #3
Jadi saya mendapat tugas untuk mengabadikan setiap moment selama Hari Inspirasi berlangsung. Kelas Inspirasi Brebes #3 sendiri dilaksanakan pada 28 Juli 2018. Namun satu hari sebelumnya para relawan baik relawan pengajar dan relawan dokumentator serta relawan fasilitator dan panitia lokal berkumpul di Pendopo Brebes untuk briefing.

Disana kita akan diberitahu bagaimana Kelas Inspirasi ini ada dan apa saja 7 prinsip dasar Kelas Inspirasi yang menjaga Kelas Inspirasi jauh dari kepentingan. Tak hanya itu kirta pun akan diberikan tips-tips dalam menghadapi anak-anak di depan kelas untuk relawan pengajar. Sementara untuk relawan dokumentator kita akan mendapat briefing tentang apa saja yang wajib dan tidak boleh didokumentasikan saat acara Hari Inspirasi berlangsung.

Singkat cerita saya masuk kedalam Rombel (Group) SDN Kalipucang yang akan menjadi tempat kami menginspirasi. Di rombel Kalipucang terdiri dari banyak sekali relawan, namun beberapa relawan menjelang hari H berguguran dengan alasannya masing-masing namun tak ada yang beralasan abis diputusin si dia. wkwkwkwkw.

Usai briefing kami pun sama-sama melihat SDN Kalipucang yang berjarak sekitar 7 km dari Alun-Alun Brebes. Selain melihat ke Sekolah kami pun langsung diajak fasilitator ke homestay yang ternyata adalah rumah dari salah satu guru yang mengajar di SDN Kalipucang.

Sesampainya disana kita berkenalan dengan Ibu Mita yang mengajar kelas 2 yang super duper unik dan menggemaskan. Bagaimana tidak Bu Mita menjadi guru kelas 2 yang hanya dihuni 9 orang siswa yang tercatat di buku absen. Namun hanya 7 siswa yang masuk setiap harinya karena 2 siswa lainnya masih ikut sama orang tuanya ke Jakarta yang bekerja di Warteg (Warung Tegal).

Dan kami yang menginap di homestay berasa jadi murid kelas 2 SDN Kalipucang karena jumlahnya juga sama 7 orang. 
Kak Nadiya dan nametag siswa SDN Kalipucang serta notebook handmade by JL Keren Creative

Setelah ramah tamah dan makan bersama dengan Ibu Mita kami melanjutkan untuk mempersiapkan properti yang akan digunakan pada Hari Inspirasi di SDN Kalipucang esok harinya. Ada nametag siswa yang belum selesai kami kerjakan saat di Pendopo Brebes.

Ada kak Imam, Kak Gal, Kak Rahman, Kak, Umi, Kak Nadiya, Kak Roby dan saya yang ikut menginap di homestay. Tapi tentu saja antara relawan laki-laki dan perempuan dipisah untuk tidurnya ya. dimana kami relawan laki-laki tidur di ruang tamu sementara relawan perempuan tidur di kamar Ibu Mita.

Nah ada kejadian unik yang memaksa saya tertawa terbahak-bahak bahkan sampai perut ini sakit. Bahkan Kak Rahman sampai tersedak saat minum karena tak kuat menahan tawa saat malam itu. Tragedi itu kami namakan "Tragedi Olos".

Kenapa begitu? Jadi awalnya Kak Nadiya membawa cemilan dari rumah bernama Olos yang mirip sama siomay tapi beda (maklum saya baru tau makanan olos). Olos tersebut pun dihangatkan di dapur oleh Kak Nadiya. Nah setelh selesai dihangatkan langsung dibawa ke ruang tamu dimana kita sedang menyelesaikan nametag untuk siswa SDN Kalipucang.

Karena penasaran sayang langsung ngambil duluan olos yang ternyata masih panas. Kak Gal pun juga kepanasan tapi yang membuat ketawa ia merasa kepanasan saat olos tersebut sudah berada di bibir dan hampir digigit. Namun ia urungkan karena panas dan diletakan lagi di samping piring. Begitu juga dengan olos yang saya ambil. Dan berharap beberapa menit kemudian dingin dan bisa disantap.

Usai meletakkan olos dipinggir piring Kak Gal langsung kembali ke depan laptopnya yang sedang merender video kerjaannya sambil mengerjakan sesuati. Sementara saya Kak Imam dan Kak Rahman melanjutkan membuat name tag. 

Dua menit berselang "Tragedi Olos" pun terjadi. Tiba-tiba piring olos yang masih panas tersebut ditarik ke sudut lain dimana disana ada Kak Roby, Kak Dwiki, dan Kak Umi yang juga ingin merasakan olos.
Homestay SDN Kalipucang Kelas Inspirasi Brebes #3

Namun sebelum ditarik saya ambil olos saya yang berada di pinggir piring dan memakannya walaupun masih terasa agak panas. Namun rasanya mantap dan enak sekali mirip kaya siomay isi gitu tapi lebih keras.

Beberapa saat kemudian Kak Gal kaget bahwa piring olos tersebut telah berpindah dan yang membuatnya tambah kaget. Olos yang sempat menyentuh bibirnya dan hampir digigit tersebut juga lenyap entah kemana dari pinggir piring.

Saya , Kak Rahman dan Kak Imam langsung tertawa melihat Kak Gal kehilangan olos tersebut yang niatnya buat didiamkan supaya cepat dingin dan dimakan kemudian. Dan tak ada yang tahu itu olos Kak Gal siapa yang makan atau memindahkannya.

Kita bertiga pun tertawa terbahak-bahak hingga sakit perut karena kejadian tersebut. Dan masih bingung siapa yang memakan olos Kak Gal tersebut. Tak ada saksi mata yang melihatnya. Terlebih lagi olos dalam piring tersebut cuma tinggal dua buah dan itu berada di tengah piring. Hampir 5 menit ruang tamu rumah Bu Mita ramai dengan tawa kami malam itu karena "Tragedi Olos".

10 menit kemudian kondisi kembali normal dan kita melanjutkan pembuatan nametag untuk siswa malam itu. Tapi kak Gal dan Kak Nadiya keluar untuk mencari lilin yang akan digunakan untuk merapihkan ujung pita yang menjadi pengikat nametag nanti.

Beberapa lama kemudian tawa pun kembali pecah. Kali ini Kak Nadiya bercerita saat membeli lilin tiba-tiba Kak Gal malah masuk ke toko pakan burung dan bilang mau beli lilin. Akhirnya sama bapak-bapak penjaga warung pakan burung yang sedang merapikan jualannya pun tertawa dan menunjuk warung sebelahnya kalau mau beli lilin.

Namun berkat tragedi tersebut malam itu kami semakin akrab di homestay padahal baru pertama kali bertemu secara tatap muka. Nah akhirnya sekitar jam 11 malam name tag untuk siswa SDN Kalipucang di Hari Inspirasi pun sudah jadi semua.
Nametag Kelas Inspirasi Brebes #3 Siswa SDN Kalipucang

Namun energi yang hilang karena tertawa akibat dua tragedi tersebut membuat perut terasa lapar. Kak Nadiya pun berinisiatif untuk membuat nasi goreng dua porsi. Namun saat saya diminta mencicipinya ternyata nasi goreng tersebut kurang pedas. Eh malah ditambahkan sama bubuk cabai olos sama Kak Nadiya. 

Tapi rasanya jadi tambah enak setelah dicampur bubuk cabai Olos tersebut. Kami pun menghabiskan dua porsi nasi goreng beda rasa buatan Kak Nadiya tersebut. Dua porsi nasi goreng tersebut pun akhirnya menjadi penutup malam itu dan semuanya istirahat untuk Hari Inspirasi besok.

Nah keesokan harinya tepat tanggal 28 Juli 2018 adalah Hari Inspirasi Kelas Inspirasi Brebes #3 dimana satu hari penuh kita akan membangkitkan motivasi dengan menginspirasi anak-anak SDN Kalipucang untuk meraih cita-cita setinggi langit.

Nah mau tahu keseruan dari Hari Inspirasi di SDN Kalipucang dan Rombel kita yang sebelumnya heboh karena "Tragedi Olos" di home stay?

Tunggu tulisan part2 nya ya karena ini sudah kepanjangan takut mabok Olos, eh. Makanya pantengin terus ya di blog ini untuk tulisan part 2 nya.

Baca Part 2: Kelas Inspirasi Brebes #3: Tragedi Pagi Dan Serunya Hari Inspirasi Di SDN Kalipucang

Get notifications from this blog